LAMUNAN NEGERIKU
Ku melamun dalam singgasana pulau kapuk
Sembari membayangkan rentetan masa lalu penuh perjuangan
Terjerumus dalam alunan-alunan suara tembakan
Dorr....salah satu prajurit tergeletak
Tertembak dadanya sembari menjerit Merdeka atau Mati!..
Sepuluh November meletus
Bumi berkabung meratapi penderitaan manusia-manusia
Irlander memperjuangkan hak-haknya
Atas penindasan berabad-abad lamanya B
Berjuang dengan sepenuh hati
Semangat bergelora nan menggebu-gebu bagai ombak-ombak berkejar-kejaran tanpa henti
Mengusir pengusik negeri ini
Lamunanku tersendat..
Aku bertanya-tanya
Apa yang ku bayangkan, apa yang ku lamunkan?
Sosok pejuang kemerdekaan?
Atas penindasan di negeri ini?
Ku mencoba melamun lagi Indonesia kaya raya
Di selimuti ribuan pulau, ribuan suku,
Hasil bumi melimpah nan ruah
Tapi......?
Lihatlah rakyat kecil..
Menderita kelaparan, menangis meronta-ronta
Awan menjadi saksi
Bumi menjadi bukti
Matahari menghakimi Tanpa ada yang peduli
Bumi dieksploitasi dalih-dalih penyelamat
ekonomi
Bumi merintih terluka kesakitan
Ulah manusia serakah akan dunia
Membabi buta apa saja
Burung-burung berkicau Menggibah terhadap human
Langitpun bersedih, bumi pertiwi tak lagi tersenyum
Menjerit terhimpit ayunan eksavator Melambai-lambai Maju mundur kesana kemari Ditemani segerombolan truk-truk berjejer rapi Mengantri hasil bumi
Indonesiaku, janganlah bersedih
Tetap gembira, kita sudah merdeka
Pejuang-pejuang mengorbankan nyawa
Demi kemaslahatan generasi selanjutnya
Trenggalek, 07 September 2020
Pukul: 15.20
Anma Muniri | Puisi | Penulis Komunitas MADANI
Terjerumus dalam alunan-alunan suara tembakan
Dorr....salah satu prajurit tergeletak
Tertembak dadanya sembari menjerit Merdeka atau Mati!..
Sepuluh November meletus
Bumi berkabung meratapi penderitaan manusia-manusia
Irlander memperjuangkan hak-haknya
Atas penindasan berabad-abad lamanya B
Berjuang dengan sepenuh hati
Semangat bergelora nan menggebu-gebu bagai ombak-ombak berkejar-kejaran tanpa henti
Mengusir pengusik negeri ini
Lamunanku tersendat..
Aku bertanya-tanya
Apa yang ku bayangkan, apa yang ku lamunkan?
Sosok pejuang kemerdekaan?
Atas penindasan di negeri ini?
Ku mencoba melamun lagi Indonesia kaya raya
Di selimuti ribuan pulau, ribuan suku,
Hasil bumi melimpah nan ruah
Tapi......?
Lihatlah rakyat kecil..
Menderita kelaparan, menangis meronta-ronta
Awan menjadi saksi
Bumi menjadi bukti
Matahari menghakimi Tanpa ada yang peduli
Bumi dieksploitasi dalih-dalih penyelamat
ekonomi
Bumi merintih terluka kesakitan
Ulah manusia serakah akan dunia
Membabi buta apa saja
Burung-burung berkicau Menggibah terhadap human
Langitpun bersedih, bumi pertiwi tak lagi tersenyum
Menjerit terhimpit ayunan eksavator Melambai-lambai Maju mundur kesana kemari Ditemani segerombolan truk-truk berjejer rapi Mengantri hasil bumi
Indonesiaku, janganlah bersedih
Tetap gembira, kita sudah merdeka
Pejuang-pejuang mengorbankan nyawa
Demi kemaslahatan generasi selanjutnya
Trenggalek, 07 September 2020
Pukul: 15.20
Anma Muniri | Puisi | Penulis Komunitas MADANI
Komentar
Posting Komentar
Mohon berkomentar dengan baik ya